Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Membuat Portofolio Meskipun Tanpa Pengalaman | Plus Template Portofolio Gratis untuk Pemula

Ingin membuat portofolio yang menonjol bagi recruiter atau klien meskipun belum memiliki pengalaman kerja? Saya akan menjelaskan bagaimana cara membuatnya dengan beberapa contoh untuk memudahkan Anda.

Cara membuat portfolio meskipun tanpa pengalaman dengan template portfolio gratis
photo by ben bweet on unsplash

Table of Content

1. Mengapa portofolio itu penting?
2. Bagaimana saya membuat portofolio padahal saya tidak memiliki pengalaman?
    a. Pilih industri yang ingin Anda masuki
    b. Ikuti kursus
    c. Buat proyek (make projects)
    d. Ikut program internship (magang)
3. Struktur dan contoh portofolio – Bagaimana cara menulis portofolio yang baik?
4. Template portofolio gratis untuk pemula

Baik Anda seorang freelancer yang sedang mencari klien maupun job seeker yang sedang melamar kerja, memiliki portofolio adalah hal yang penting.

Mengapa portofolio itu penting?

Portofolio adalah sebuah dokumen yang menunjukkan perjalanan karier mulai dari zero to hero dan bukti bahwa Anda telah menyelesaikan suatu proyek (projects) atau pencapaian terhadap suatu pekerjaan. Dengan memiliki portofolio, Anda memiliki keuntungan yang membuat Anda lebih menonjol daripada freelancer dan job seeker lainnya. 

Saat Anda mencantumkan portofolio di CV Anda, recruiter atau calon klien dapat melihat kemampuan dan keterampilan yang telah Anda kembangkan, sehingga mereka bisa menilai apakah Anda merupakan orang yang tepat dan sesuai untuk mengisi jabatan atau orang yang sesuai untuk melakukan projects yang telah mereka buat.

Portofolio juga dapat menciptakan citra profesional yang menunjukkan komitmen Anda terhadap karier dan kualitas pekerjaan yang ingin Anda bangun. Mereka menunjukkan kemampuan profesional Anda dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah Anda lakukan di dunia nyata.

Jadi mudahnya, portofolio itu sama seperti self-marketing, di mana Anda mempromosikan diri Anda kepada recruiter atau calon klien Anda. 

Katakanlah, Anda adalah seorang klien. Anda ingin membangun bisnis Anda dari nol dan memulainya dengan membangun website. Karena Anda tidak memiliki pengalaman, Anda membutuhkan seorang mentor yang bisa membantu Anda membangun website bisnis Anda. 

Apa yang Anda lakukan untuk mencari mentor yang tepat?

Anda akan melakukan riset dari mentor A ke Z, membandingkan mereka, melihat layanan mereka, melihat testimoni mereka, reviews pekerjaan mereka, harga yang ditawarkan, dan rekam jejak mereka. Anda memperhitungkan semua hal dan memilih mentor yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan Anda. Dan semua itu dapat dilihat dari portofolio dan service yang mereka tawarkan.

Anda membutuhkan informasi mereka sebelum Anda menggunakan jasa atau layanan yang mereka tawarkan. 

Ini juga sama untuk recruiter dan calon klien Anda. Mereka membutuhkan informasi tentang Anda sebelum memilih Anda sebagai kandidat yang akan mereka pekerjakan. 

Portofolio itu membangun kepercayaan antara Anda dan klien serta Anda dan recruiter

Jadi, di zaman sekarang, tanpa memiliki portofolio akan sulit bagi Anda untuk mendapatkan pekerjaan. 

Bagaimana saya membuat portofolio padahal saya tidak memiliki pengalaman?

Banyak orang bertanya mengenai hal seperti ini, terutama dari kalangan fresh graduate. Apa yang harus dimasukkan ke dalam portofolio ketika kita tidak punya apa-apa untuk ditunjukkan kepada recruiter atau klien? 

Cara agar bisa membuat portofolio adalah dengan melakukan semuanya dengan cara gratis. Saya tahu banyak orang yang tidak menyukai ide ini, karena mereka merasa bahwa seseorang layak dibayar dengan harga yang wajar atas pekerjaan mereka. Namun karena Anda tidak memiliki pengalaman sama sekali, melakukan sesuatu dengan gratis adalah cara terbaik untuk membangun keterampilan Anda. 

Ibaratnya, Ini jauh lebih baik ketika Anda mengacaukan pekerjaan Anda sendiri daripada Anda mengacaukan pekerjaan klien Anda. Masuk akal?

Jadi lakukanlah hal-hal secara gratis terlebih dahulu sebelum Anda terjun ke lapangan. 

Apa maksudnya melakukan hal dengan gratis?

Artinya Anda harus rela tidak dibayar atau tidak mendapatkan pendapatan dalam jangka waktu tertentu ketika Anda sedang membangun keterampilan yang perlu Anda asah. 

Misalnya jika Anda ingin menjadi photographer maka gunakan media sosial seperti instagram untuk membangun portofolio Anda. Jika Anda penulis maka gunakan blog dan isi mereka dengan karya-karya Anda untuk membangun portofolio Anda.

Tapi, bagaimana jika karier yang saya pilih tidak berhubungan dengan tech?

Secara pribadi, saya memiliki langkah-langkah dibawah ini untuk membangun portofolio! – Anda tidak harus melakukan semuanya. Ini tergantung pada kebutuhan Anda. Tapi pastikan Anda sudah memiliki industri dengan jenis pekerjaan yang ingin Anda dalami.

Pilih Industri yang Ingin Anda Masuki

Anda harus tahu ke mana Anda harus pergi. Pilihlah karier yang ingin Anda tekuni atau sukai – pilihlah mereka sesuai bidang keahlian Anda. Alasannya adalah jika Anda tidak membatasi karier Anda dengan memilih pada satu bidang, Anda akan kehilangan fokus saat sedang mengembangkan keterampilan Anda.

Wajar saja jika Anda ingin melakukan banyak hal. Tapi saat Anda memilih banyak karier dan melakukan semuanya, otak Anda akan mengalami brain overload. Ini adalah kondisi di mana Anda mendapatkan terlalu banyak informasi sehingga membuat Anda kesulitan dalam membuat keputusan.

Jadi pilihlah satu industri saja, sehingga Anda tahu gambaran perjalanan karier Anda dan keterampilan apa yang harus Anda kembangkan. 

Misalnya jika Anda memilih terjun di dunia tech di bidang digital marketing, dan memilih content writer sebagai permulaan karier, maka berikut beberapa contoh career path yang akan Anda lalui:

Avocalog / Rarantika G. Wijayana

Seperti yang Anda lihat, ketika Anda tahu tujuan karier Anda, Anda akan mendapatkan gambaran yang jelas. Buatlah keputusan karier Anda dan pahami dasar-dasarnya.

Banyak informasi-informasi di internet yang menjelaskan beberapa bidang pekerjaan di berbagai industri. Bahkan ada juga orang yang menceritakan pengalaman kerja mereka secara langsung saat masuk di industri tertentu. 

Ikuti Kursus

Jika Anda sudah memilih karier yang sesuai dan ingin menekuni bidang tersebut secara lebih mendalam, ikutilah kursus. Sebagian kursus ada yang gratis dan ada yang berbayar. Namun jika Anda ingin memahami dasar-dasarnya, saya menyarankan agar Anda memilih kursus gratis terlebih dahulu. 

Ini karena biasanya materi pengetahuan dasar tentang salah satu bidang pekerjaan banyak tersebar di internet dan mereka gratis, terutama pekerjaan yang terkait di bidang teknologi.

Ada banyak penawaran yang memberikan Anda kursus-kursus gratis. 

Sebagian kursus atau pelatihan gratis biasanya bersifat promosi. Misalnya Google Cloud menyediakan training gratis tentang Machine Learning Fundamentals, dan pada free training itu, mereka juga akan memperkenalkan produk Google Cloud kepada Anda. Jadi saya pikir ini bersifat saling menguntungkan.

Kekurangan dari kursus gratis adalah Anda tidak bisa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Selain itu, Anda juga tidak mendapatkan manfaat seperti konsultasi dengan profesional dan tidak bisa mendapatkan tugas atau assignment yang bisa dikoreksi oleh langsung mentor.

Jadi, jika Anda mampu secara finansial, mengeluarkan sedikit uang Anda untuk kursus berbayar bukanlah hal yang merugikan untuk mengembangkan karier Anda. Bahkan benefit kursus berbayar jauh lebih besar dan bisa saja berpengaruh besar terhadap peningkatan keterampilan Anda.

Kursus di sini bertujuan untuk memberikan Anda gambaran terhadap bidang yang akan Anda tekuni nanti. Dengan kursus Anda juga bisa mendapatkan benefit seperti materi, QnA, assignments, projects, konsultasi karier gratis, E-Certificate & koneksi. 

Dari berbagai benefit tersebut, manfaatkan benefit seperti assignments & projects yang telah Anda selesaikan dan masukkanlah mereka pada portofolio Anda.

Buat Proyek (Make Projects)

Biasanya saat Anda mengikuti kursus berbayar, beberapa di antara mereka akan menyediakan berbagai proyek untuk membantu membangun portofolio Anda. Namun, jika mereka tidak memberikan benefit seperti itu, Anda bisa membuat proyek Anda sendiri.

Misalnya proyek digital marketing, dan posisi yang Anda ingin tekuni adalah SEO Content Writer. Maka buatlah projects tulisan konten SEO Anda sendiri. Anda bisa menggunakan platform-platform menulis gratis seperti Blogger (Blogspot), WordPress, Medium, Wix, Weebly, LinkedIn, dll. Kembangkan tulisan-tulisan Anda melalui salah satu platform tersebut, kemudian pilihlah karya terbaik dan masukkan hasilnya pada portofolio.

Jika pekerjaan yang Anda minati melibatkan design dan creativity, seperti photographer, content creator, atau copywriter, maka manfaatkan sosial media sebagai platform untuk membangun portofolio Anda. Jika Anda adalah content creator, Anda bisa memanfaatkan platform gratis seperti YouTube untuk menunjukkan karya-karya Anda, kemudian pilih karya terbaik Anda untuk dimasukkan ke portofolio.

Jika pekerjaan yang Anda minati bersifat praktek verbal seperti guru, pelatih, konsultan, tutor, maka 

Anda bisa memanfaatkan platform seperti YouTube dengan cara mengupload video speaking Anda. Ini seperti content creator yang menampakkan wajah mereka dan menjelaskan suatu topik tertentu di YouTube.

Setelah itu manfaatkan keterampilan Anda dengan menawarkan diri kepada orang-orang yang membutuhkan bimbingan baik offline maupun online. Anda tidak perlu memberikan bimbingan dengan biaya mahal dan materi yang sulit. Bekerjalah sesuai dengan batas kemampuan Anda.

Ingat bahwa Anda sedang membangun portofolio Anda. Berikanlah harga yang murah terlebih dahulu, nanti setelah Anda berkembang, Anda bisa menaikkan harga sesuai dengan pengalaman kerja Anda. Misalkan jika Anda adalah Tutor Bahasa Inggris, maka buatlah kelas khusus untuk pemula terlebih dahulu atau kelas untuk anak-anak. 

Seiring dengan berjalannya waktu, Anda akan belajar dan berkembang. 

Note: Jika Anda fresh graduate yang baru lulus dan memiliki tugas dan projects saat kuliah, misalnya seperti tugas praktik atau proyek saat di organisasi, masukkanlah mereka pada portofolio Anda. Anda juga bisa memasukkan tugas seperti ketika Anda menjadi asisten dosen atau bekerja part time ketika kuliah. Masukkan skill yang relevan dengan bidang pekerjaan yang Anda tekuni atau pekerjaan yang ingin Anda lamar.

Ikuti Program Internship (Magang)

Program internship memberikan keuntungan di mana Anda langsung terjun ke dunia kerja. Program seperti ini memberikan banyak keuntungan besar dalam membangun karier. 

Anda akan mendapatkan pengalaman langsung dari pekerjaan yang Anda minati untuk meningkatkan keterampilan. Selain itu, berkat program internship Anda juga akan diajari dari mentor profesional di tempat Anda bekerja, sehingga Anda bisa bertanya dan melakukan konsultasi secara langsung dengan mentor.

Intern biasanya paling sering diikui oleh mahasiswa, namun orang dewasa lain juga bisa mengikuti program intern seperti ini, terutama bagi mereka yang ingin melakukan switch-career.

Saat menjadi intern, Anda akan mengembangkan karier Anda di entry-level dan mengerjakan tugas tingkat rendah (seperti tugas administrasi ringan), serta meluangkan waktu untuk mengerjakan pekerjaan lain untuk rekan kerja Anda. Anda juga akan belajar tentang fungsi perusahaan, departemen atau posisi tertentu.

Dalam program internship, ada perusahaan yang akan memberikan fee dan ada pula yang tidak. Jam kerjanya juga ada yang paruh waktu dan penuh waktu. Jadi Anda bisa memilih mereka sesuai dengan kebutuhan. 

Selama menjadi intern, jangan lupa catat tugas-tugas Anda. Tandai tugas dengan proyek penting dan masukkan mereka ke portofolio Anda. Sertakan tanggal dan tugas-tugas penting yang berhasil Anda selesaikan. 

Struktur dan Contoh Portofolio Sederhana– Bagaimana cara menulis portofolio yang baik?

Tidak ada format baku dalam membuat karier portofolio. Umumnya struktur karier portofolio memiliki berbagai macam variasi. Ini tergantung juga dengan kreatifitas Si Pembuat Portfolio. Namun jika Anda ingin membuat karier portofolio yang baik, minimal Anda harus memasukkan struktur portofolio seperti berikut.

  1. Cover - Halaman Judul Portofolio
  2. Table of Content – Daftar isi portofolio
  3. Introduction – Perkenalan Diri
  4. Content – Isi
  5. Additional – Tambahan
  6. Penutup

Berikut merupakan contoh portofolio data analytics untuk seorang pemula. Portofolio ini saya sesuaikan dengan langkah-langkah yang sudah saya jelaskan di atas. Contoh portofolio data analytics ini bisa digunakan oleh siapa pun baik pelamar kerja maupun freelancer.

Cover atau Halaman Judul Portofolio

Cover atau halaman judul portofolio berisi judul, nama Anda, dan tahun Anda membuat portofolio. Anda juga bisa menambahkan teks tentang isi penting dalam portofolio (seperti fokus proyek).

Contoh Portofolio Sederhana untuk Pemula | Halaman Judul
Avocalog | Rarantika G. Wijayana

Table of Content – Daftar Isi Portofolio

Buatlah daftar isi untuk memudahkan recruiter atau klien Anda mengetahui apa saja yang ada di dalam portofolio. Jika Anda ahli dalam tech, Anda bisa membuat link ke setiap halamannya untuk mempersingkat waktu recruiter atau calon klien Anda.

Contoh Portofolio Sederhana untuk Pemula |Daftar Isi (Table of Contents)
Avocalog / Rarantika G. Wijayana

Introduction – Perkenalan Diri

Introduction berisikan deskripsi diri, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan. Anda bisa membuatnya dalam tiga halaman.

Jika Anda tidak memiliki pengalaman kerja, Anda dapat melewatinya dan langsung mengisi latar belakang pendidikan Anda. Seperti contoh portofolio Adelin Gerinadlin, saya sengaja membuatnya tidak memiliki pengalaman kerja.

  • Deskripsi Diri 

Pada deskripsi diri, jelaskan diri Anda secara singkat. Perkenalkan siapa Anda, riwayat Anda, dan pengalaman profesional secara singkat. Untuk pemula, Anda bisa mengisi bagian deskripsi diri ini dengan riwayat pendidikan, bidang yang Anda tekuni, keterampilan, hingga alasan dan tujuan Anda berkarier di bidang tersebut.

Singkatnya, ini seperti menjawab pertanyaan yang sering ditanyakan recruiter “ceritakan tentang diri Anda” selama proses wawancara (interview). Maka dari itu berfokuslah pada hal yang paling penting dan gunakan elemen story telling.

Contoh Portofolio Sederhana untuk Pemula | About Me (Deskripsi Diri)
Avocalog | Rarantika G. Wijayana

  • Pendidikan

Isi pendidikan dengan pendidikan terakhir yang Anda selesaikan. Jika pendidikan terakhir Anda adalah lulusan SMA, maka isilah dengan itu. Jika pendidikan terakhir Anda adalah lulusan S1, maka isilah demikian. 

Mengapa hanya satu saja? 

Recruiter dan klien tidak terlalu memedulikan riwayat pendidikan Anda yang terdahulu. Mereka fokus pada present atau tanggal terakhir Anda melakukan aktivitas produktif dan bagaimana pendidikan terakhir Anda terhubung dengan bidang pekerjaan yang Anda tekuni saat ini. 

Isilah bagian pendidikan dengan nama sekolah atau institusi Anda, jurusan, tanggal masuk dan lulus, serta IPK atau nilai rata-rata sekolah. 

Saya tidak menyarankan Anda mengisi kualifikasi yang relevan di sini. Ini karena sudah tercantumkan di CV atau resume yang telah Anda buat untuk melamar pekerjaan, sehingga Anda hanya perlu mengisi sesingkat-singkatnya saja.

Contoh Portofolio Sederhana untuk Pemula | Education Background
Avocalog | Rarantika G. Wijayana

Content – Isi

Content atau isi dapat diisi dengan keterampilan (skill) dan proyek-proyek (projects) yang telah Anda selesaikan. 

Contoh Portofolio Sederhana untuk Pemula | Personal Skill Sets
Avocalog / Rarantika G. Wijayana

Anda juga bisa mengisi bagian ini dengan tugas-tugas (assignments) yang pernah Anda kerjakan. 

Jika Anda memiliki banyak proyek yang berbeda, Anda bisa membaginya ke beberapa bagian agar portofolio Anda terlihat lebih terorganisir dan mudah dimengerti. 

Misalnya, Adelin Gerinadlin sudah mengikuti kursus Data Analytics dan mendapatkan berbagai proyek berdasarkan keterampilan tech yang diperlukan, maka ia memutuskan membagi projects-nya sebagai berikut. 

Contoh Portofolio Sederhana untuk Pemula | Projects
Avocalog / Rarantika G. Wijayana

Contoh Portofolio Sederhana untuk Pemula | Projects
Avocalog / Rarantika G. Wijayana

Contoh Portofolio Sederhana untuk Pemula | Projects
Avocalog / Rarantika G. Wijayana

Additional – Tambahan

Additional berisikan hal-hal seperti sertifikasi, prestasi, atau bukti lainnya seperti jika Anda penulis, Anda bisa memberikan bukti publishing Anda. Saya juga melihat beberapa karier portofolio yang menambahkan rekomendasi.

Rekomendasi ini sama seperti reviews, artinya jika Anda telah menyelesaikan proyek dari klien, dan mereka puas dengan proses dan hasilnya, Anda bisa meminta mereka untuk memberikan rekomendasi. 

Biasanya jika Anda telah mengikuti kursus, Anda juga akan mendapatkan surat rekomendasi ini (tapi ini tergantung dari ketentuan dan syarat lembaga tempat Anda mengikuti kursus). Jadi jika Anda memiliki surat rekomendasi, Anda bisa menambahkannya pada portofolio. 

Namun, jika belum memilikinya, Anda bisa menggantinya dengan sertifikat atau prestasi yang relevan dengan bidang yang Anda tekuni. Jangan lupa sertakan tanggal sertifikasi, nama kursus atau pelatihan tambahan yang diselesaikan.

Contoh Portofolio Sederhana untuk Pemula | Sertifikat
Avocalog / Rarantika G. Wijayana

Penutup

Tutup portofolio Anda dengan informasi kontak yang aktif, agar Anda bisa dihubungi oleh recruiter atau klien yang ingin bekerja dengan Anda.

Pada umumnya, informasi kontak berisikan nomor telepon (atau WhatsApp), alamat e-mail, dan sosial media (LinkedIn).

Contoh Portofolio Sederhana untuk Pemula | Penutup (Contact)
Avocalog / Rarantika G. Wijayana

Template Portofolio Gratis untuk Pemula

Saya menyediakan template gratis yang bisa Anda gunakan. Anda bisa mengedit bagian text, warna, dan Anda juga bisa menambahkan halaman baru. 

Setelah Anda memodifikasi template ini. Klik share, kemudian pilih download dan pilih file type untuk memilih jenis file yang ingin Anda simpan.

👇Click Here👇

Template Portofolio Gratis

Semoga membantu, jika Anda ingin bertanya menyangkut karier portofolio jangan ragu tinggalkan komentar, atau Anda bisa mengirim pesan melalui halaman contact.